Di dalam Agama Buddha dikenal berbagai macam simbol. Bahkan, simbol-simbol yang terdapat di dalam suatu aliran Agama Buddha dapat berbeda dengan simbol-simbol yang terdapat pada aliran yang lainnya. Simbol-simbol ini melambangkan dan mengingatkan kita akan ajaran-ajaran Sang Buddha. Selain sebagai perlambangan atas ajaran-ajaran Sang Buddha, simbol-simbol tersebut juga digunakan untuk merepresentasikan Sang Buddha sendiri. Hal ini dimaksudkan untuk mengingatkan kita dan sebagai wujud penghormatan kita, sebagai umat Buddha, kepada Sang Buddha yang telah mengajarkan Dhamma kepada kita. dalam pembahasan kali ini, kita hanya akan membahas beberapa simbol umum yang dikenal di dalam Agama Buddha, meliputi Pohon Bodhi, Jejak Kaki Sang Buddha, Roda Dhamma, Swastika, Bunga Teratai.
1.Pohon Bodhi
Pohon merupakan simbol umum yang lazim digunakan untuk menggambarkan alam. Selama berabad-abad, pepohonan telah menyediakan naungan dan perlindungan bagi manusia maupun binatang. Pohon Bodhi adalah pohon tempat naungan Sang Petapa Gautama ketika Beliau mencapai penerangan sempurna, menjadi Sang Buddha. Saat ini, pohon Bodhi dihormati sebagai pencerminan keagungan dan kebijaksanaan Sang Buddha. Pohon Bodhi ini juga dilambangkan sebagai pohon kehidupan. Menghormat pada pohon Bodhi merupakan salah satu cara untuk menunjukkan rasa penghormatan dan syukur kita, umat Buddha, atas kebijaksanaan dan ajaran yang telah dibabarkan oleh Sang Buddha.
2. Jejak Kaki Sang Buddha (Siripada atau Buddhapada)
Jejak kaki Sang Buddha ini sangatdihargai di seluruh Negara Buddhis. Secara garis besar, jejak kaki yang sangat skematis ini memperlihatkan seluruh jari kaki yang sama panjang dan terpahat di atas batu. Biasanya, jejak kaki ini memperlihatkan tanda-tanda, baik itu Dharmachakra atau Chakra di tengah telapak kaki, maupun menunjukkan tiga puluh dua (32), seratus delapan (108), atau seratus tiga puluh dua (132) dari tanda-tanda istimewa Sang Buddha. Jejak kaki Sang Buddha ini digunakan sebagai perlambangan atas diri Sang Buddha sebelum perlambangan Sang Buddha dalam bentuk patung manusia (Buddha Rupang) dibuat.
3. Roda Dhamma(Dharmachakra)
Ketika kita mengendarai sebuah mobil, roda-rodanya akan terus berputar hingga sampai di tempat tujuannya. Begitu pula dengan Roda Dhamma, semenjak Sang Buddha membabarkan kebenaran (Dhamma) untuk pertama kalinya, Dhamma akan terus-menerus menyebar keseluruh dunia hingga semua makhluk terbebas dari Dukkha. Roda Dhamma merupakan symbol dari perputaran ajaran Sang Buddha yang terus berlanjut demi kebahagiaan semua makhluk. Selain itu, roda Dhamma juga dilambangkan sebagai senjata yang dapat menghancurkan ketidak tahuan dan kegelapan batin dalam diri manusia. Simbol ini juga menggambarkan khotbah Sang Buddha yang pertama kalinya di Taman RusaI sipatana, Sarnath, India.
4. Swastika (Svastika)
Swastika (Svastika) berasal dari bahasa Sanskerta ‘su’ yang artinya menjadi; dan ‘ka’ sebagai akhiran. Jadi, swastika memiliki arti ‘keadaan menuju baik’. Swastika terdiri atas sebuah palang dengan panjang ke empat lengan yang sama. Ujung setiap lengannya mengarah kearah kanan. Terkadang beberapa titik ditambahkan pada masing-masing lengannya
Swastika merupakan symbol kuno yang telah digunakan oleh berbagai budaya untuk melambangkan kehidupan, matahari, kekuasaan, kekuatan dan keberuntungan. Begitu pula dalam tradisi ajaran Agama Buddha, swastika melambangkan hal-hal yang baik dan positif. Selain itu, swastika juga merepresentasikan jejak kaki Sang Buddha (Buddhapada). Swastika kerap kali digunakan sebagai tanda atau icon dalam sebuah teks Buddhis. Di Republik Rakyat Cina dan di Jepang, swastika digambarkan sebagai symbol kemajemukan, kebahagiaan, kesejahteraan dan umur yang panjang. Saat ini, swastika masih digunakan sebagai tanda istimewa pada patung-patung Sang Buddha dan wihara-wihara. Dalam ajaran Agama Buddha aliran Tibet, swastika juga digunakan sebagai dasar dalam pola pakaian.
5. Bunga Teratai
6. Bendera Buddhis
Warna-warni pada bendera Buddhis adalah warna biru, kuning, merah, putih, dan jingga atau merah muda yang disusun secara vertikal, ditambah garis vertikal keenam yang terdiri dari lima warna yang disusun horizontal. Setiap warna mempunyai arti berbeda. Warna-warni horizontal melambangkan perdamaian abadi dari ras-ras yang ada di dunia dan keharmonisan dalam kehidupan bersama. Warna vertikal melambangkan perdamaian dunia.
Makna bendera Buddhis adalah tidak adanya diskriminasi ras maupun kebangsaan, kedaerahan, atau warna kulit, bahwa semua makhluk berpotensi mencapai kesucian menjadi Buddha dan memiliki karakteristik kebuddhaan.
Makna Panji Buddhis Enam Warna atau Sadvarna Dvhaja
- Biru (Nīla) dari warna rambut Sang Buddha melambangkan bakti atau pengabdian,
- Kuning emas (Pīta) dari warna kulit Sang Buddha melambangkan kebijaksanaan,
- Merah tua (Lohita) dari warna darah Sang Buddha melambang cinta kasih,
- Putih (Odāta) dari warna tulang dan gigi Sang Buddha melambang kesucian,
- Jingga (Manjesta) dari warna telapak tangan, kaki dan bibir Sang Buddha yang melambangkan semangat,
- Gabungan kelima warna di atas (Prabhasvara) melambangkan gabungan kelima faktor yang tersebut di atas (makna sebenarnya istilah Prabhasvara adalah bersinar sangat terang atau cemerlang).